Cara mengaplikasikan Internal Sensor : Touch dan Hall-Effect di Arduino ESP32 Development Board
Selamat pagi sahabat sekalian, semoga kondisi anda baik-baik saja, dimanapun anda membaca tulisan saya sekarang. Tulisan saya sekarang masih mirip dengan tulisan yang anda baca sebelumnya, karena secara garis besar, kita masih berkutat dengan microcontroller Arduino ESP32. Hanya saja, sekarang kita sudah menapaki tahap yang lebih menantang lagi, yaitu dengan mencoba menggunakan sensor internal Arduino ESP32. Penasaran? Yuk, mari kita bahas pelan-pelan.
Secara garis besar, pada umumnya Arduino ESP32 diproduksi dengan memiliki 3 sensor bawaan didalamnya. Sensor tersebut ialah :
- Touch Sensor (sensor yang peka terhadap sentuhan)
- Hall-effect Scensor (sensor yang peka terhadap medan magnet)
- Temperature sensor (sensor yang memiliki kemampuan mengukur suhu disekitarnya)
- Hati aku (sensor yang selalu peka sama kamu, tapi kamunya ga peka balik) (ga deng canda, xixixi)
Alai, sensor nomor toluon sipata dang adong di Arduino ESP32 sebagai sensor bawaan. Jadi, molo naeng mangukur suhu boi do pinakke sensor DHT11 manang sensor DHT22 sebagai sensor eksternal. Alai, dang huparsiajari hami dope. Tangiangkon ma, asa boi sahat hu baen di postingan naeng ro. Oke? nga aman be kan!
Jadi, langsung lah tanpa ba bi bu be bo, praktek ajalah kita ya, pal!
Untuk alat dan bahan, bisa kam cek lah di bawah ini. Kalau ada yang kurang bisa dibeli di kede terdekat atau beli kelen di Shopee dan sejenisnya.
- Harus ada laptop/PC buat ngoding. (Kalo ga ada bisa pinjam nyak kawan aja dulu. Kalau gamau dikasi pinjam, gausa dikawani kawan celit macam tu, bilang kaya pun kau, cuma ga bisa nya kau bawa mati laptop gaming kau tu.)
- Kabel jumper, ga usah pala banyak kali lah, cukup aja ntah 5–8 helai bergantung kebutuhan, pra.
- Arduino ESP32 Dev. Board (barang wajib ini, ces, kalo engga ada ini, sama aja kelen ke ladang, ga bawa cangkul, alias sia-sia). Aku pake tipe WEMOS MINI D1 ESP32. (ga harus ini pun, ga apa nya)
- Breadboard 830 titik. (ga harus pas 830 ya, kurang/lebih gapapa. itu cuma aproksimasi aja. (sok keren kali bah pake kosakata aproksimasi))
- Kabel micro-USB (bebas mau beli dimana, aku beli yang 10rb tiga, dari pajus pulak itu, masi aman)
- LED Lamp (jangan bohlam rumah tetangga klen copot, begado pula sekampung kau buat)
- Resistor (ga tau lagi apa yang lucu)
- Cokelat MINIMAL Silverqueen, lah. (buat apa ini, lae? buat ko kasi lah ke cewe, kan valentine, ni boy.)
(GA ADA CEWE KAU? MIRIS KALI LAH AKU NENGOK KAU. SINILA BAWA KE RUMA AKU KITA MAKAN SAMA2 PUN)
Okelah, daripada makin banyak cing-cong langsung ajalah cus!
Tapi sebelumnya GONG XI FAT CAI dulu lah buat kawan2 awak yang beretnis TIONGHOA. Semoga di tahun kerbau ini, kita tetap CUAN, CUAN, CUAN dan CUAN. Cepat-cepat lah juga maunya COVID ini minggat dari Indonesia. Udah berjamur awak ini lama2 mendekam di rumah, bisa-bisa ampe kadaluarsa la awak ini. OIYA, jangan lupa la angpao kita itu ya ci, ko. Jangan semua masuk dompet sama deposito. INGAT, kita mati ga bawa surat tanah bos, cuma tanah 1x2 meternya tempat kita. (BIJAK dan RELIGIUS kali abang ini ah)
SKIP.
LANGSUNG AJA TO THE POINT YA. DAH MODE SERIUS INI BOY.
Jadi, kan, dari tiga sensor (lebih tepatnya dua perkara arduino awak ga support internal temperature sensor), bingung la aku mau bikin sistem kontrol seperti apa. Nah, karena mentok, berselancar lah aku di internet ini, manatau dapat inspirasi n̶o̶m̶o̶r̶ ̶t̶o̶g̶e̶l̶̶ sistem kontrol.
Jadilah itu alasan mengapa aku membuat sistem lampu lalu-lintas perkotaan. Disitulah terbersit di pikiran aku, “EH BIKIN SISTEM LAMPU LALU LINTAS AJA LAH”, ucapku lantang tiba-tiba dalam keheningan. Mantap kali lah pokoknya kebut-kebutannya dan puas kali pas ketangkapnya itu. Tiba- tiba, kulihat lah video orang terobos lampu merah dikejar polisi. “Aduh, peralatan aku udahlah dikit, ide pun ga ada, gimananya ini?”, gumam ku dalam hati. Nah kupandangi lah dulu barang yang kupunya apa-apa aja. BTW, baca paragraf ini per kalimat dari belakang ya gaes (enak kan 2x kerjaan, HEHE).
- Sebagai langkah pertama, dan juga karena kita adalah seorang yang sistematis dalam hidup, kita sketsa lah dulu kira-kira diagram TKP nya. DANN beginilah rupanya!!
2. Karena kita dah dapat blueprintnya(mantap kali bahasa awak kan dah macam akademisi2 itu), mulai lah kita coba membangunnya, dimulai dari peletakan Arduino ESP32 nya di breadboard
3. Setelah itu, kita pasangkan jumper dari masing-masing pin GPIO ke lubang katoda LED. Karena kita punya tiga LED (Merah, Kuning, Hijau), maka kita menggunakan tiga pin GPIO Arduino ESP32. Saya sendiri menggunakan pin 22, 21, dan 17. Ketiga angka diatas saya bukan terjadi secara acak ya, tetapi tanggal jadian teman saya Paul M. Sihombing dengan mantan-mantannya. Demikian barang bukti k̶e̶m̶e̶s̶r̶a̶a̶n̶ ̶P̶a̶u̶l̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶m̶a̶n̶t̶a̶n̶-̶m̶a̶n̶t̶a̶n̶n̶y̶a̶ pemasangan jumper LED.
3. Selanjutnya diikuti oleh LED Kuning,
4. Lalu, LED Hijau
5. Sekadar tips, agar mudah mengenali dan biar lebih estetik, kalau punya jumper warna-warni, warna lampu dan warna jumper bisa dibuat sama.
6. Selanjutnya sambungkan kabel dari pin Ground (GND) ke kutub negatif breadboard.
7. Terakhir, sambungkan kabel jumper dari pin GPIO 4 (Touch 0).
8. Karena bentuk 3D nya sudah jadi, kita akan mengalihkan fokus ke source code nya. Demikian kode program nya dan berikut penjelasannya.
9. Selanjutnya, program bisa di-verify dahulu atau bisa langsung di-compile. Demikian hasil yang saya dapatkan.
Okelah guys, sekian dulu pertemuan kita pada postingan ini. Harapanku kalian juga bisa bikin seperti yang aku buat. Sebelum berpisah, boleh lah dulu aku pantun ya.
Kalau ada sumur di ladang,
Boleh lah kita menumpang mandi.
Kalau nona memanglah lajang,
Boleh lah kanda melamar nanti.
Memang saya tau, pantun saya sangat garing, tapi setidaknya lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Sekian dan sampai jumpa di lain hari. Jangan lupa, stay safe, gunakan masker dan jaga jarak terutama di kerumunan. SAYONARAAA!!!!